Resensi Buku : Gulag – Aleksandr I. Solzhenitsyn

11556a08f006e5a02082ceb406f75d90.jpg

Gulag

adalah akronim dari Glavnoye Upravleniye Lagere, Pusat Administrasi Kamp Kerja. Solzhenitsyn boleh dibilang orang pertama yang memperkenalkan dan memakai istilah ini dalam kitabnya yang kini menjadi klasik, Kepulauan Gulag (Archipelag Gulag, tiga jilid, 1973-1978)

Sanya, nama kecil Solzhenitsyn, berharap menjadi sastrawan sedari muda , tapi perjalanan hidupnya beralih kebidang science matematika. Ditengah kecamuk perang dunia II , Sanya terpanggil untuk membela negaranya berkaitan dengan serbuan Jerman di musim panas 1941 (operasi barbarosa) , dan menjadi komandan di garis depan. Kebencian terhadap Stalin mulai tumbuh yang dinilah sebagai penyebab luluh lantaknya negri itu menghadapi serbuan Jerman. Dalam sebuah surat korespodensi yang ternyata di sensor oleh agen-agen Kremlin, menghantarkan Sanya ke pengadilan yang memvonisnya bersalah dengan tuduhan penghianatan dan penghinaan terhadap pemimpin tertinggi Stalin.

Jika Jerman dibawah kekuasaan Hitler melakukan kekejaman kamp kerja paksa yang tertelanjangi di depan dunia akibat kekalahannya, maka kekejaman serupa yang ada di Uni Sovyet di bawah kekuasaan Stalin tetap tertutup rapat. Sanya seperti “beruntung ” dapat memasuki neraka yang tersembunyi dalam sebuah negara , seperti sebuah kepulauan , yang dapat menelan siapa saja, kapan saja , dimana saja tanpa pandang bulu , baik anak kecil yang hanya mencuri segenggam gandum , biarawati yang terhormat , mantan militer dan pejuang bangsa , gadis – gadis belia . Sebuah neraka dengan system penangkapan , interogasi , penyiksaaan yang sistematis , dari derajat yang paling halus hingga yang paling kasar. Iyah , Sanya beruntung , dia yang mendapat kesempatan berharga melukiskan semua pemandangan neraka dunia yang mengerikan tersebut , kedalam sebuah karya sastra yang mengantarkan Sanya meraih nobel sastra tahun 1970 .

Sanya yang memang sempat menjadi sastrawan , menjadikan neraka Gulag ini sebagai sebuah kanvas , tempatnya menaruh kata – kata satiris , sekaligus renungan – renungan dan pencerahan , sebuah pencapaian spriritual yang dapat memahami makna suatu penderitaan , betapapun bengisnya , sebagai berkat yang tersembunyi ….

Dari sudut pandang moral , Kekuasaan dapat di manfaatkan untuk mencapai tingkatan kemakmuran dan kekejian yang tiada batas. Akan tetapi ditengah kegelapan yang pekat , akan selalu ada api – api spiritual yang tetap menyala , yang mencoba untuk bertahan , seraya menularkan kehangatan terhadap sesama.

Bahwa apapun yang buruk menimpa kita semua , jika di telusuri dan di renungkan terus ke masa lampau , dengan sisir yang halus , maka kita akan menemukan bahwa apa yang kita alami itu memang sudah sepantasnya kita terima.

Gulag adalah sebuah karya yang bagus , tempat kita untuk merenungkan apa itu makna2 kehidupan dibalik penderitaan , kisah kisah satir , sejarah Sovyet selama puluhan tahun .